Istana Kota Bahran Di Labusel kotapinang

Monday, 2 September 2013

Istana Kota Bahran Di Labusel kotapinang





Istana Kota Bahran Di Labusel Kian Tak Terurus




Saat ini kondisi fisik istana hanya tinggal 20 persen yang masih utuh. Namun hal itu tak mengurangi kesan gagah yang terpancar dari gedung yang sudah tak beratap, tak berlantai dan sebagian dindingnya telah rompal itu. Padahal menurut sejumlah warga, pada tahun 1980-an, kondisi istana tersebut masih terlihat menarik meski beberapa bagiannya sudah hancur.

kini hampir seluruh fisik bangunan rusak.
Menurut pengamatan Saya, dinding luar istana yang konon merupakan istana termegah yang dimiliki Kesultanan Kotapinang itu tampak kusam dan ditumbuhi lumut. Sedangkan dinding dalam istana yang bercat warna putih juga mengelupas di banyak tempat dan berjamur.

Selain itu, di beberapa dinding istana yang dibangun pada masa kejayaan Kesultanan Kotapinang tersebut terdapat banyak coretan hingga merusak keindahannya. Bahkan, beberapa material bangunan yang dulunya masih utuh tak terlepas dari keusilan tangan-tangan jahil yang merusaknya.

Pada bagian dalam istana yang dulunya dijadikan tempat keluarga besar sultan untuk menggelar kegiatan pemerintahan itu kini penuh dengan sampah. Bahkan di satu sudut istana yang menghadap ke timur kini telah berubah menjadi tempat bermain dan di bagian utara digunakan warga yang bermukim di sekitar istana sebagai jemuran dan kandang ternak. Kondisi ini membuat istana yang sangat kokoh itu terlihat jorok.

Kekohann bangunan tua ini sudah teruji. Peledakan yang dilakukan pada masa revolusi sosial yang terjadi sekira tahun 1946 tidak sanggup melenyapkan gagahnya istana tempat Seripaduka yang Dipertuan Kotapinang Musthafa Perkasa Alamsyah XII bertahta tersebut.

Tengku Irvan Bahran bin Mohammad Anwar seorang di antara cicit Sultan Musthafa Perkasa Alamsyah yang kini menetap di Jakarta mengatakan, istana Kota Bahran dibangun oleh Sultan Musthafa Perkasa Alamsyah bin Ismail sekira tahun 1930-an dan bangunan ini diresmikan pada tahun 1934. Istana Kota Bahran merupakan istana paling baru dan merupakan istana terakhir serta termegah yang dibangun oleh Kesultanan Kotapinang. Dalam tradisi Kesultanan Kotapinang, setiap raja baru akan membuat istana baru sebagai singgasananya.

“Istana lama berada si seberang sungai Barumun,” katanya.
Menurutnya, kemegahan istana Kota Bahran itu dibangun dari hasil sektor pertanian terutama tanaman karet yang pada saat itu mempunyai nilai dagang yang sangat bagus. Dalam mendesain istana ini, Sultan Mustafa mengadopsi gaya Mediterranean pada masa itu. Inspirasi itu didapatkannya ketika bersekolah di Mesir.

Namun usia istana Kota Bahran terbilang singkat, pada masa revolusi sosial yang terjadi sekitar tahun 1946 bangunan tersebut dihancurkan. Tak hanya meluluh lantakkan istana, dalam peristiwa itu, Tengku Long Mustafa anak tertua dari Tengku Mustafa juga ikut terbunuh walaupun beliau sudah menjadi wedana (Pejabat Republik Indonesia) di Rantauprapat. “Para pembunuh mengatasnamakan revolusi walaupun yang sebenar-benarnya mereka ingin merampas harta benda tanpa mengadili atau menanyakan, langsung membunuh.

Ini disebabkan kurangnya informasi pada zaman itu sehingga kejahatan sangat mudah terjadi dengan mengatasnamakan sesuatu alasan,” kata Irvan.
Beruntung kata dia, ketika itu ayah, nenek dan pamannya dapat menyelamatkan diri dan lari ke Pulau Penang (Malaysia). Menurutnya, hingga kini, dua orang anak Sultan Mustafa masih hidup satu orang menetap di Amerika dan seorang lagi bermukim di Jakarta.

Mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin ketika berkunjung ke Kabupaten Labusel pada 2009 lalu menyarankan agar istana ini dipugar kembali. Menurutnya, keunikan arsitektur istana itu sangat menarik wisatawan untuk berkunjung. Mantan Pj Bupati Labuhanbatu Selatan Sabrina sebelumnya pun pernah berjanji akan mengembalikan bentuk Istana Kota Bahran pada gedung kantor Bupati Labuhanbatu Selatan yang akan dibangun. Sebab untuk mengembalikan istana tersebut kebentuk aslinya cukup sulit.

Namun sampai kini rencana menduplikasi arsitektur istana tersebut belum terealisasi.

No comments:

Post a Comment